Pernah Nonton: Inside Out (2015), Satu Kesatuan Emosi dalam Diri Manusia

Sumber gambar: Pixar Post

Do you ever look at someone and wonder, "What is going on inside their head?"


Meskipun tertinggal selama kurang lebih 6 tahun, saya merasa jatuh cinta pada film animasi yang satu ini. Yak: Inside Out. Film animasi ini diproduksi oleh Disney dan Pixar, tayang di Indonesia pada tahun 2015. Yang membuat saya jatuh cinta selain pada animasinya yakni pada jalan ceritanya. Film ini bergenre family dan comedy yang akan membuat tiap orang mbatin saat menontonnya. Iya, ngebatin, "Itu di kepala tiap manusia kayak gitu beneran gak, ya?" 

Diceritakan seorang anak perempuan bernama Riley berusia 11 tahun yang pindah ke luar kota bersama orangtuanya, dari Minasota ke San Fransisco. Sesuai judulnya, film ini menceritakan tentang apa yang ada di dalam kepala seseorang, yakni mengenai lima emosi dasar yang dimiliki oleh seorang manusia dan bagaimana lima emosi tersebut mampu empengaruhi perilaku keseharian manusia. Mereka bernama Joy (bahagia), Sadness (sedih), Fear (takut), Disgust (jijik), dan Anger (marah). 

Nggak hanya Riley, tapi Ayah dan Ibunya, guru sekolah, temannya, bahkan hewan sekalipun diceritakan memiliki lima emosi dasar tersebut yang mampu mempengaruhi perilaku sehari-hari. Seru banget nggak, sih? 

Ada beberapa hal yang dapat saya ambil dari film ini. Yang pertama, emosi merupakan ciri dari manusia. Tentu saja, selain makhluk sosial, manusia merupakan makhluk yang identik dengan emosi, penuh dengan perasaan. Ya, manusia kan, memang tidak sepenuhnya bertindak berdasarkan pemikiran, karena emosi juga terlibat dalam suatu tindakan manusia. Yang kedua, karena manusia adalah makhluk emosi, kita sebagai manusia perlu hati-hati agar tidak terlalu berlebihan dalam mengekspresikan emosi tertentu. Oh, dan jangan pula bertindak hanya berdasarkan emosi semata. Hadirnya akal tentu saja untuk mengimbangi emosi, bukan? Yang ketiga, ternyata emosi sedih itu penting untuk kita. Tidak perlu melulu memaksakan untuk bahagia karena yang namanya pemaksaan membuat kita sendiri tidak nyaman. Jadi, selain bahagia, ada kalanya kita memang perlu untuk merasa sedih, jijik, takut, atau marah agar kita belajar tentang apa yang pernah kita lalui sehingga kita mampu mengendalikannya. 

Bagi saya yang tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan psikologi, saya cinta dengan film ini. Saya anggap film animasi ini dapat mengajarkan pada khalayak bagaimana kita mengenali emosi diri. 


Crying helps me slow down and obsess over the weight of life's problems.




Pernah Nonton: Inside Out (2015), Satu Kesatuan Emosi dalam Diri Manusia Pernah Nonton: Inside Out (2015), Satu Kesatuan Emosi dalam Diri Manusia Reviewed by Leony Sherena on April 23, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.