Pernah Nonton: Drishyam (2015), What A Great Film

Sumber gambar: Box Office Collection

A person cant live without his family.

Setelah 4 tahun berusaha mengingat sebuah film India tentang pembunuhan yang tidak bisa diungkapkan, akhirnya saya berhasil nonton film itu lagi. Setelah sekian lama. Wohooo!

Film India ter-mendebarkan yang minus adegan nyanyi-nyanyi dan joget-joget yang pernah saya tonton adalah Drishyam. Film ini dirilis pada tahun 2015 dengan genre mystery, thriller, crime, dan drama. 

Dikisahkan di sebuah desa kecil, ada satu keluarga yang hidupnya tentram-tentram aja. Keluarga tersebut adalah keluarganya Bapak Vijay Salgaonkar bersama dengan istrinya Ibu Nandini dan keduanya anaknya, Anju serta Anu. Vijay ini tipikal bapak-bapak yang sukanya nonton movie, movie apapu itu dia tonton. Mau yang genrenya romantis, aksi, dan lain sebagainya, dia tonton. Bahkan bikin dia sampai mager harus pulang ke rumah karena lebih betah nonton film di kantornya. Hadeh, pak, anak istrimu, lho~

Suatu hari, Anju yang sedang memasuki masa remajanya menjadi delegasi perkemahan mewakili sekolahnya. Di perkemahan tersebut, ada seorang laki-laki, anaknya Ibu Inspektur Kepolisian. Sam panggilannya. Si Sam ini, entah dia emang mesum atau gimana, dia ngevideoin semua cewek-cewek di perkemahan dengan ponselnya dia, dan yang paling sering dia videoin adalah si Anju. Parahnya lagi, si Sam ngevideoin Anju yang sedang mandi. Lalu dengan video itu, Sam memanfaatkan Anju untuk...yah, you know lah, ya. 

Si Sam secara sepihak memutuskan untuk mereka ketemu di bagian belakang rumah Anju pada jam 11 malam, macem gudang gitu kalau saya pahami. Anju yang ketakutan otomatis bilang ke mamaknya, dan akhirnya mereka berdua nemuin si Sam di...kita sebut aja gudang belakang rumah. Kzl nya lagi, ketika si mamaknya Anju mohon-mohon sampai sujud-sujud ke Sam buat hapus video plusplusnya si Anju, si Sam berusaha ngelecehin mamaknya juga. Bayangkan kalau jadi Anju, kzl nggak? Karena kzl campur takut, Anju mukul si Sam di bagian kepalanya. Niatnya cuma pingin bikin Sam pingsan mungkin, ya, sambil mecahin ponselnya Sam yang ada video anunya dia. Tapi sialnya, si Sam mati saat itu juga. 

Nah, bingung lah, mamak anak itu. Akhirnya mereka mengubur si Sam di halaman depan rumahnya. Bapaknya kemana? So sad, bapaknya lagi asik nonton film di kantor. Waktu pagi-pagi pulang ke rumah, doi dikagetkan dengan berita yang amat membagongkan tersebut. Tadi sudah dijelaskan di awal, bahwa si Bapaknya ini, si Vijay, hobi banget nonton film. Jadi, begitulah, film ini menceritakan perjuangan Vijay yang meskipun dia SD aja gak lulus, cuma sampai kelas 4, tapi dia jenius banget mempraktekkan apa yang ada di film yang pernah dia tonton untuk membuat alibi pembunuhan demi melindungi keluarganya. 

Ini kedua kalinya saya nonton film Drishyam, dan respon saya tidak akan berubah: GILAK, MABELES BANGET, kalo kata Jarjit mah. Sepanjang cerita, saya dibuat deg-degan dengan adegan yang akan ditampilkan dan juga tentang dialog yang akan diucapkan oleh para aktor dan aktris. Pun juga, yang menarik perhatian saya selain ide ceritanya adalah adegan isilop yang mengvalidasi tindak kekerasan demi mendapatkan sebuah pengakuan yang haqiqi dari so-called-tersangka. Saya tidak tahu apakah pada saat itu, in real life, isilop di sana betul-betul melakukan kekerasan demi mendapatkan sebuah pengakuan dari tersangka atau saksi. Lalu saya ingat-ingat lagi, di film India yang lain yang berjudul Ek Villain, diceritakan juga bahwa isilop mukulin penjahatnya biar ngaku. Tapi kejamnya di film Drishyam, Anu, anaknya Vijay yang paling kecil, dipukul oleh salah satu isilop, tujuannya agar dia ngaku kalau keluarganya itu sedang bersandiwara dan berusaha membuat alibi agar terbebas dari hukuman. 

Selain itu, film ini juga membuat saya berada diantara ingin menyalahkan tapi juga ingin membenarkan. Jika saya jadi polisi, saya mungkin akan tetap menghukum keluarga Vijay karena telah berbuat dan menutupi tindak kejahatan yang fatal. Tapi, saya juga mungkin akan merasa bahwa pembunuhan yang dilakukan Anju adalah pembunuhan tidak sengaja yang dimaksudkan sebagai pembelaan diri. Yah, entahlah. Film ini berhasil membuat saya terpukau. Oh iya, setelah saya searching lagi, ternyata film ini ada sekuelnya, judulnya Drishyam 2. Saya belum nonton, maybe later, as soon as possible. Untuk film Drishyam (2015), saya kasih nilai 8.7/10. 

What else could we do? 
My family is most important to me. 
I could do anything for them.



Pernah Nonton: Drishyam (2015), What A Great Film Pernah Nonton: Drishyam (2015), What A Great Film Reviewed by Leony Sherena on Februari 26, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.