Secuil Review tentang Buku "Antara Barat dan Timur" karya Al Makin

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam!
Saya kembali lagi untuk membagi informasi sesuai dengan judul, yakni secuil review mengenai buku karya Al Makin yang berjudul Antara Barat dan Timur: Batasan, Dominasi, Relasi, dan Globalisasi.


Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita lihat detail identitas dari Antara Barat dan Timur:


Judul Buku: Antara Barat dan Timur: Batasan, Dominasi, Relasi, dan Globalisasi
Penulis: Al Makin
Penerbit: SUKA-Press
Jumlah halaman: 240 halaman
Waktu terbit: September 2017 (Cetakan Ketiga)
ISBN: 978-602-1326-52-7

Ini adalah rekor dalam hidup saya sebab membeli buku dengan genre oriental-oksidental, genre yang menurut saya berat banget. Sebab otak saya, saya rasa malas memikul dan membaca hal-hal berat tersebut. Berdasarkan dari pengalaman saya, biasanya dosen merekomendasikan buku dengan bahasa yang lumayan berat bagi saya yang minim kosakata bahasa indonesia yang ilmiah. Itulah yang bikin saya kadang agak malas baca buku wkwkwk (jangan dicontoh gaes ini tida baik).

Penyebabnya adalah tugas resume dari mata kuliah Orientalisme-Oksidentalisme yang diampu oleh Prof. Al Makin. Yap, beliau adalah dosen sekaligus penulis dari buku yang akan saya review secara secuil ini. 

Buku ini terdiri dari sepuluh bab dengan delapan bab inti, dengan rincian sebagai berikut:

BAB SATU: SEKAPUR SIRIH
BAB DUA: ILMU ALAT KEKUASAAN
BAB TIGA: MENGENAL TIMUR DAN BARAT
BAB EMPAT: SALAH KAPRAH TENTANG BARAT
BAB LIMA: PARA PENGKAJI AWAL
BAB ENAM: PENGKAJI SELANJUTNYA
BAB TUJUH: RANAH INDONESIA
BAB DELAPAN: MENGGAGAS ILMU TENTANG BARAT
BAB SEMBILAN: KABURNYA BATAS BARAT DAN TIMUR
BAB SEPULUH: PENUTUP

Pada bab awal, saya menjumpai pengalaman-pengalaman beliau dalam mengarungi dunia beserta harapan-harapan baik bagi pembaca terkait isu Barat dan Timur. Bab ini juga menerangkan apa saja yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dan ucapan terimakasih terhadap pihak yang memiliki kontribusi dalam penulisan buku tersebut. 
Melangkah pada bab dua, saya berpapasan dengan pengetahuan dan kekuasaan lewat sejarah politik etis di Indonesia. Selain itu, saya juga jadi memahami bagaimana oksidentalis memfungsikan, memposisikan pengetahuan dan kekuasaan pada masa itu. 
Berjalan ke bab tiga, saya berkenalan dengan Timur dan Barat. Bagaimana bisa dunia terbagi menjadi Timur dan Barat, bagaimana pengaruh dari ilmu ketimuran (orinetalisme), serta teori-teori dari beberapa tokoh yang diterangkan dalam konteks kolonialisasi. 
Pada bab empat, saya menjumpai berbagai argumen dan anggapan yang tidak pas mengenai Barat, terutama budaya, para peneliti Barat, yang notaben non-Islam. Sebagai contoh, salah kaprah mengenai anggapan bahwa Barat meneliti Timur untuk menghancurkan Timur, terutama Islam. Barat diposisikan sebagai penjahat yang ingin menjarah tanah jajahan. Dalam bab ini, akan diterangkan pula bahwa Barat tidak hanya mengkritisi Timur, namun juga pada dirinya sendiri, 
Memasuki bab lima, terdapat penjelasan sesuai dengan judul bab yakni para pengkaji awal yang tertarik pada studi tentang ketimuran, terutama Islam. Bab ini berisi tentang teori para peneliti Barat yang kemudian menjadi dasar kajian Islam hingga tahun-tahun berikutnya. 
Pada bab enam, lebih fokus terhadap sumber kajian Timur, antara lain al-Quran, Nabi Muhammad Saw, hadits-hadits, sejarah-sejarah, serta teori-teori dari beberapa tokoh termasuk yang mengkritisi teori dari kajian sebelumnya. 
Memasuki bab tujuh, saya menemukan kajian yang bernuansa lokal. Sesuai dengan judul, kajian ini berkaitan antara Timur dengan Indonesia dari segi budaya, kondisi, iklim, dan manusianya. Dijelaskan juga beberapa teori yang dikemukakan oleh pengkaji atau peneliti dari Indonesia mengenai ketimuran itu sendiri. 
Di bab delapan, saya diajak untuk memahami bagaimana para cendekiawan Timur memiliki gagasan dan berwacana untuk membalikkan atau merespon terhadap Orientalisme, yakni memunculkan adanya Oksidentalisme atau kajian terhadap Barat. Dalam bab ini, akan diterangkan gagasan dari beberapa tokoh yang membahas Oksidentalisme, antara lain Hassan Hanafi, Mukti Ali, dan Burhanuddin Daya. 
Pada bab terakhir, yakni bab sembilan, membahas bagaimana batas antara Timur dan Barat sudah mulai mengabur, yang tersisa tinggal batasan geografisnya saja. Dalam bab ini akan banyak dibahas berbaurnya budaya antara Timur dan Barat, perkembangan teknologi antara keduanya, dan lain-lain. 

Meskipun pada awalnya saya sangat malas baca buku yang punya tema berat, namun karena ini adalah tugas kuliah maka saya harus baca pada bab awal perhatian saya sudah tercuri lewat gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Tidak terkesan menggurui, bahkan buku ini seakan-akan adalah teman saya yang sedang menceritakan pengalamannya dan berbagi cerita dengan saya. Saya rasa buku ini memang pas untuk dibaca oleh orang macam saya yang malas memahami buku berat, lol. 
Satu minus dari buku ini menurut saya, buku ini agak sedikit membosankan karena rasanya agak mengulang pembahasan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Atau memang karena saya agak kurang suka dengan temanya yang juga dikemas dengan berbagai sejarah. 
Tapi ya, kembali pada kesan pertama saya, bahwa buku ini mencuri perhatian saya dari gaya bahasanya yang tidak terkesan menggurui, lumayan cocok bagi saya yang tidak suka pembahasan sejarah yang ditulis dalam rentetan buku tanpa ada visualisasi, hahahaha.

Terima kasih pada bapak dosen sekaligus penulis yang telah merekomendasikan buku ini sehingga akhirnya bertambahlah wawasan saya.

Bagi yang tertarik dan ingin memesan buku ini, sebab mengenai harga saya sudah lupa berapa nominalnya, saya kira bisa tanya-tanya dan pesan lewat instagram: @almakinbooks
Secuil Review tentang Buku "Antara Barat dan Timur" karya Al Makin Secuil Review tentang Buku "Antara Barat dan Timur" karya Al Makin Reviewed by Leony Sherena on Juli 08, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.